Sabtu, 09 Maret 2013

“Jiwaku, Nasionalismeku“


Tanggal 17 Agustus pun tiba. Hari dimana perjuangan para pahlawan-pahlawan kita berhasil memperjuangkan kemerdekaan kita secara resmi diperdengungkan kepada seluruh dunia, yang diwujudnyatakan dalam rentetan kata dalam “Proklamasi” yang dibacakan Ir.Soekarno kala itu. Dan sejak itu, kita bisa berbangga dengan satu kata “Indonesia”.
Indonesia punya sejuta makna. Bangsa terpadat penduduknya,mempunyai berbagai macam ras, suku, budaya, bahasa,etnis –yang tidak dimiliki oleh kebanyakan bangsa lain-,sejarah yang begitu panjang dan lainnya.
Bagiku, Indonesia adalah sebuah negara yang terbentuk dan terlahir dari sesuatu yang aku sebut “perjuangan, persatuan, dan nasionalisme” yang tinggi dari para pendahulu kita dulu. Di usia yang ke-67 ini, kita kembali merenungkan betapa berharganya “Indonesia” yang diperjuangkan dengan pengorbanan jiwa dan raga. Apa yang harus kita lakukan untuk menghargai perjuangan mereka? Apakah tidak adanya perang saat ini, lalu kita melupakan danmenyia-nyiakan usaha mereka? Pantaskah? Inilah yang harus kita pertanyakan serta menanganinya secara serius.
Tidak seperti era penjajahan, yang memperjuangan kemerdekaan secara diplomasi maupun melalui perang, mengisi kemerdekaan masa ini adalah melalui kehidupan keseharian kita. Maksudnya, cara kita menghargai kemerdekaan saat ini adalah dengan setiap bentuk pemikiran, perkataan, serta perbuatan kita yang tidak hanya memikirkan keberhasilan dan prestasi secara pribadi, tetapi juga memperhatikan dan peduli terhadap orang banyak, bahkan berkontribusi langsung di dalam masyarakat.Bagaimana langkah konkretnya? Apa yang bisa kita lakukan sebagai seorang mahasiswa? Dan mengapa harus pemuda-pemudi?
Pemuda adalah harapan dan  pemimpin masa depan. Saya kira kita semua tak asing dengan pernyataan ini. Selain itu adanya sebuah pernyataan bahwa masa depan terletak di genggaman para pemuda. Artinya, baik buruknya suatu umat di masa datang di tentukan oleh baik buruknya pemuda di masa kini. Hal tersebutlah yang menjadi barometer dan standarisasi dalam pembinaan dan mendidik generasi muda untuk melanjutkan estafet perjuangan.
Pemuda merupakan pilar kebangkitan umat. Dalam setiap kebangkitan, pemuda merupakan rahasia kekuatannya. Dalam setiap fikrah, pemuda adalah pengibar panji-panjinya. Dengan demikian, sungguh banyak kewajiban seorang pemuda, tanggung jawab, dan semakin berlipat hak-hak umat yang harus ditunaikan. Pemuda dituntut untuk berfikir panjang, banyak bergerak dan bekerja serta bijak dalam menentukan sikap, dan yang paling utama adalah maju untuk menjadi penyelamat dan hendaknya mampu menunaikan hak-hak umat dengan baik. Dengan kata lain, pemuda sesungguhnya dituntut untuk mendidik dirinya menjadi pemuda yang memiliki jiwa-jiwa pemimpin.
Muara akhir dari seorang pemuda adalah menjadi pemimpin. Pemimpin untuk dirinya maupun bagi keluarganya dan bahkan untuk  negaranya, ibarat kepala bagi tubuh. Inilah yang menentukan seluruh tujuan dan disini pulalah tempat berkumpulnya segala macam informasi. Pemimpin bertugas memikirkan, dan mengkaji setiap masalah yang dihadapi oleh apa yang telah ia pimpin. Pemimpin juga merupakan lambang kekuatan, persatuan, keutuhan dan disiplin.
Pemimpin yang baik adalah yang mampu membantu memecahkan kesulitan mereka yang dipimpin serta mempersiapkan calon atau kader pemimpin yang nanti akan menggantikannya. Disinilah pemimpin diharapkan mampu melakuakan perubahan baik bagi dirinya maupun orang lain dan yang dipimpinnya menuju kearah kebaikan.
Berbagai kenyataan menunjukkan bahwa sebagian besar peristiwa yang telah lalu banyak dipengaruhi oleh mereka yang tergolong pemuda. Hampir seluruh gerakan di dunia, sejak zaman purba hingga zaman satelit ini, pemuda memiliki peran yang cukup signifikan. Bahkan ketika Islam mencetuskan gerakan dakwahnya belasan abad yang silam. Kepemimpinan itu telah ada dari zaman Rasulullah Saw hingga kini.
Upaya dalam meraih kemenangan itu hendaknya dilakukan dengan terus menerus dan tidak boleh berhenti meski telah memperolehnya. Dalam meraih sebuah kemenangan tersebut hendaknya setiap orang melakukan perubahan. Perubahan yang dikehendaki, bukan sekedar merubah nama atau bentuk lahir suatu masyarakat, namun merubah suatu realita baru termasuk di dalamnya prinsip-prinsip ber-aqidah, pemikiran, moral, hukum, budaya, yang mencakup seluruh dimensi kehidupan manusia. Perubahan yang kita cita-citakan dan idamkan bersama haruslah diraih secara bersama-sama dan dengan semangat yang sama pula. kita menyebutnya dengan akselerasi masyarakat substantif.
Perubahan yang diinginkan bersama adalah perubahan yang komprehensif dan substantif, meliputi seluruh bidang kehidupan dan sisi normatif bagi seluruh umat. Bukan sekedar perubahan yang sifatnya parsial dan hanya menjadi solusi sesaat, yang pada akhirnya akan kembali melahirkan masalah-masalah baru. Untuk itulah sangat dibutuhkannya peran pemuda yang bersungguh-sungguh dalam melakukan perubahan.
Oleh karenanya, seorang pemuda tidak boleh berpangku tangan tanpa ada partisipasi dalam mewujudkan agenda perubahan. Tuntutan bagi para pemuda untuk bergerak dikarenakan bahwa pemuda adalah sosok yang memiliki jiwa intelektualitas. Sebagai entitas masyarakat, pemuda juga berusaha kritis terhadap kondisi masyarakatnya dan berusaha mengungkapkan realitas dan fakta-fakta yang terjadi di masyarakat, dan menyampaikan langsung kepada para penguasa dan mampu mengambil kebijakan. Pada akhirnya pemuda menjadi tumpuan bagi rakyat untuk terus menyuarakan perubahan. Ada pepatah mengatakan “Jangan kau tanyakan apa yang sudah Negara berikan kepadamu, Tapi tanyakanlah apa yang telah kamu berikan buat Bangsa dan Negaramu”.
Begitupun dengan sebuah perubahan sangat dipengaruhi oleh pemimpin. Terlebih lagi dalam struktur dan budaya sosial yang paternalistik. Untuk dapat mewujudkan visi suatu masyarakat dalam bernegara ,  bangsa  ini  harus  memiliki   pemimpin   yang   amanah,   mau bekerja keras, dan mampu mengarahkan serta menggerakkan massanya untuk bersama berjuang mencapai cita-cita perjuangannya. Hal inilah yang menjadi harapan bagi seluruh masyarakat dan para pemuda.
 Dalam perspektif negara Indonesia, para pendahulu kita telah menetapkan, bahwa perubahan yang harus terjadi adalah terwujudnya kemerdekaan, kebersamaan, ketuhanan yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kedaulatan rakyat, dan yang terakhir adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sebagaimana termaktub dalam konstitusi negara kita. Sebuah cita-cita besar dari para pahlawan kusuma bangsa yang telah rela berkorban baik harta, tahta bahkan nyawa dipertaruhkan demi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdaulat, adil dan makmur.
Berbagai rezim telah dilalui, namun perubahan yang diinginkan oleh seluruh masyarakat khususnya rakyat Indonesia belum dapat diwujudkan. Keinginan mendapatkan perubahan tetap terus bersemayam di dalam dada setiap pejuang perubahan hingga kini. Mereka masih terus menuntut, bergerak, berjuang dan melawan hingga tercapainya perubahan menuju kehidupan yang lebih baik.
Saya kira hal tersebutlah yang menjadi salah satu tantangan bagi para pemuda yang sedianya adalah para pemimpin di masa depan mari kita mewujudkan perubahan yang diinginkan bersama sehingga Negara kita patut di perhitungkan di Dunia Internasional, sebagai Negara yang kokoh dan kuat serta dapat mensejahterakan Rakyatnya.[1]
Singkatnya, peran mahasiswa adalah begitu sentral. Banyak hal yang bisa kita lakukan. Mengapa? Mahasiswa adalah orang-orang yang sudah beranjak dewasa yang memiliki potensi, bakat, kemampuan dan peduli terhadap permasalahan masyarekat. Mereka juga adalah orang-orang yang mampu berpikir kritis dan rela memperjuangkan keadilan masyarakan dan pastinya mau berkorban untuk itu.Bahkan mereka diwadahi untuk itu. Apa contohnya?
Sebagai contoh, jika terjadi suatu ketidaksesuaian atau kekeliruan dalam kehidupan sosial kita sebagai mahasiswa tidak boleh diam. Seorang mahasiswa harus mampu berpikir dan bersikap kritis serta membenarkan apa yang benar dan memperbaiki suatu kesalahan dengan cara-cara yang tepat.
Yang pasti, mahasiswa adalah pemegang peranan terpenting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ditambah lagi, mahasiswa adalah calon-calon penerus bangsa yang tidak lama lagi akan bertanggungjawab untuk mengubah bangsa ke arah yang lebih jelas serta lebih baik. Agar perjuangan para pendahulu kita di era perjuangan kemerdekaan kita tidak sia-sia. Jika tidak mulai dari sekarang dan dari kita sendiri, mungkinkah bangsa ini bisa mengubah dirinya sendiri ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar